Hukum Bacaan Tajwid dan Seluk Beluknya. Alquran adalah kitab suci ummat muslim yang diberikan kepada Nabi Muhammad oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril.
Al-Quran merupakan kitab suci ummat Islam yang wajib dibaca dan dipelajari. Pada saat yang sama, kitab ini adalah kitab terakhir yang diberikan Allah kepada para nabi dan rasul setelah Taurat, Zabur dan Alkitab.
Alquran secara bertahap diturunkan selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari. Dalam "Quran", ada 30 kekacauan di Mekah dan Madinah, total 114 huruf.
Umat Islam menggunakan Al-Quran sebagai dasar nilai atau dasar kehidupan yang menentukan hukum tingkah laku manusia.
Menurut perintah dan larangan Islam, segala bentuk bahasa Allah telah dituliskan dalam Alquran sebagai pedoman hidup ummat Islam.
Sebagai Muslim, kita wajib membaca, mempelajari dan mengimplementasikan nilai-nilai Alquran dalam kehidupan kita sehari-hari.
Membaca Alquran itu sendiri merupakan salah satu bentuk ibadah dan bernilai pahala, meski hanya membaca satu ayat saja. Selain itu, Alquran juga menjadi pedoman hidup manusia menjelang Hari Kebangkitan.
Membaca Al-quran juga memiliki segudang manfaat dan keuntungan. Setiap pembacaan surat akan dihargai dengan kebaikan, dan kebaikan akan terus meningkat untuk setiap pembacaan.
Alquran juga akan memberikan syafaat bagi mereka yang sering membacanya. Namun, yang perlu dipahami adalah membaca Alquran hendaklah dengan benar sesuai arti huruf dan bacaan yang benar.
Karena jika surat itu dilafalkan dan dilafalkan dengan tidak benar, maka artinya juga menjadi salah.
Dibawah ini adalah hukum bacaan tajwid yang harus kita pelajari, pahami dan terapkan:
Hukum bacaan nun mati atau Tan Win.
Adapun hukum bacaan nun mati ini dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
• Izhar Halqi
Izhar secara bahasa memiliki arti jelas, sedangkan izhar halqi merupakan hukum bacaan yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf izhar halqi. Adapun yang dimaksud dengan halqi sendiri yaitu bermakna tenggorokan, maka cara mengucapkannya pun juga harus jelas. Huruf tersebut yaitu alif atau hamzah dan ha, ghain, ha, ain, dan juga kha,jumlahnya ada 6
• Idgham bighunnah
Idgham bighunnah artinya menyatu dengan dengungan, atau artinya memasukkan nun atau salah satu huruf tanwin di bighunnah, jika na menemui empat huruf berikut yaitu nun, maka harus berdengung.
• Idgham bilaghunnah
Hukum bacaan tajwid keempat yaitu idgham bilaghunnah. Idgham Bilaaghunnah artinya menyatu tanpa berdengung, atau memasukkan huruf berikutnya tanpa berdengung. Hukum bacaan tersebut hanya akan berlaku jika nun atau tanwin bertemu dengan huruf berikutnya, yaitu lam dan ra. Meskipun begitu, hukum ini menjadi tidak berlaku lagi jika nun mati atau tanwin serta huruf tersebut tidak berada dalam satu kata.
• Iqlab
Iqlab merupakan hukum bacaan yang mana hanya terjadi jika nun mati atau tanwin bertemu dengan satu huruf saja yaitu huruf ba. Dalam hal ini yaitu bacaan nun mati atau pun tanwin saja. Dari sekian bacaan, bacaan iqlab ini juga merupakan salah satu bacaan yang mudah untuk ditandai dan mudah dimengerti.
• Ikhfa'haqiqi
Hukum bacaan tajwid selanjutnya yaitu ikhfa haqiqi. Ikhfa sendiri memiliki arti menyamarkan. Hukum bacaan ini berlaku jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf ikhfa yang berjumlah 15 yakni zai, dzal, jim, tha, ta, fa, dhod, sod, syin, sin dan juga huruf kaf dan seterusnya. Jika bertemu dengan salah satu huruf huruf diatas maka nun mati atau tanwin haruslah di baca samar atau antara bacaan izhar dan bacaan idgham.
Hukum bacaan mim mati
Selain itu, terdapat aturan membaca yang didasarkan pada pertemuan antara huruf mati dan huruf tertentu, di antaranya sebagai berikut.
• Ikhfa syafawi
Secara linguistik Ikhfa Syafawi terdiri dari dua kata, yaitu Ikhfa dan Syafawi. Ikhfa artinya menyamar, dan Syafawi artinya bibir. Secara terminologi, Ikhfa Syafawi adalah ketika mim sukun bertemu dengan huruf ba (ب).
Pertemuan antara huruf mim sukun dan ba hanya terjadi dalam dua kata. Dengan kata lain, tidak ada metode membaca Ikfa Jaffaway yang hanya terdiri dari satu karakter. Oleh karena itu, jika mim sukun menemui huruf ba, maka cara membacanya adalah Ikhfa Syafawi.
• Idgham mimi
Hukum bacaan tajwid ketujuh yaitu idgham mimi. Idgham mimi mutamasilain sangat mudah diingat, yaitu bila surat mim yang mati bertemu dengan huruf mim yang sudah mati maka cara membacanya adalah dengan membaca dengungan huruf mim yang berulang-ulang.
• Izhar (Izhar Syafawi)
Jika izhar syafawi menemukan salah satu surat mim yang sudah mati dan huruf hijaiyyah ba (bukan huruf mim), maka metode pembacaan yang berlaku. Adapun cara membaca Izar, Anda harus membacanya dengan jelas di bibir Anda saat Anda menutup mulut.
Hukum bacaan idgham
Pada bagian sebelumnya disebutkan dua hukum untuk membaca idgham, yaitu idgham bilagunnah dan idgham bighunnah. Selain dua idgham ini, ada tiga idgham lainnya
• Idgham mutamatsilain
Hukum bacaan tajwid selanjutnya yaitu idgham mutamatsilain. Idgham mutamathilain merupakan metode pembacaan yang terjadi bila huruf bertemu singgung yang sama, misalnya huruf dal bertemu dengan huruf dal.
• Idgham mutaqaribain
Idgham mutaqaribain bertemu dua huruf yang tersusun dari makhraj dan sifatnya hampir sama, seperti mim dan ba, kaf dan qaf.
• Idgham mutajanisain
Ketika dua huruf dengan arti yang sama tetapi berbeda sifat bertemu, Idgham mutajanisain adalah hukum membaca, karena ta bertemu tha, lam bertemu ra dan dzal dan zha.
Bacaan Mad
Berikutnya adalah aturan bacaan mad, yang artinya melanjutkan. Sejauh menyangkut Tajwid, para ulama tajwid dalam membaca Alquran bahwasannya mad didefinisikan sebagai perpanjangan dari suara.
Kemudian ketahuilah bahwa ada dua jenis mad dalam membaca Alquran, yaitu mad Ashli dan mad fari.
Sedang huruf mas sendiri sebenarnya ada 3 yaitu, alif, wau dan ya. Agar terbaca mad, surat-surat ini harus berbaris mati atau disebut "saktah".
Untuk mengukur panjang mad, Anda bisa menggunakan istilah harakat, seperti dua harakat, tiga harakat, empat harakat, dll.
Manfaat mempelajari ilmu tajwid
Nah, poin terakhir ini adalah manfaat dari mempelajari ilmu tajwid. Manfaat yang sangat kentara dan jelas terlihat yaitu:
Bacaan Al-Quran orang yang mengetahui tajwid akan lebih bagus, rapi dan tertata.
Makhorijul hurufnya benar dan jelas.
Lebih berhati-hati dan tidak sembarangan dalam membaca Al-Quran.
Tidak membaca dengan sangat cepat, karena tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Membaca sangat cepat akan merusak panjang pendeknya tajwid.
Menjadi lebih tahu saat orang lain membaca al-Quran yang salah dan bisa membenarkannya.
Bacaan Al-Qurannya menjadi lebih tartil.
Melatih kesabaran, karena orang yang mengerti tajwid tidak akan cepat- cepat menyelesaikan bacaan Al-Qurannya.
Demikian artikel yang dapat kami jelaskan mengenai hukum bacaan tajwid beserta seluk beluknya.
Seorang muslim atau muslimah sejati haruslah mempelajari tentang tajwid ini karena berhubungan dengan bacaan Al-Quran.
Kita harus memahami ilmu tajwid karena beda sedikit saja akan mempengaruhi bacaan dan artinya. Kita juga harus mempelajari ilmu tajwid agar bacaan Al-Quran kita semakin baik, benar dan lancar.